Keindahan Suasana Desa Mangirejo

Desa Mangirejo merupakan desa yang berada di kabupaten Madiun, Desa ini berada di tengah-tengah hutan jati yang dikelola oleh Perhutani (Sebuah BUMN yang mengelola sumber daya hutan negara). Kebanyakan dari mayoritas penduduk di desa ini ialah Pegawai Perhutani ataupun yang bekerja pada Perhutani. Banyak kerabat penulis yang bekerja pada Perhutani diantaranya kakek Penulis yang merupakan mantan Polisi Hutan, Paman-paman penulis yang berprofesi sebagai Polisi Hutan, dan Pegawai Perhutani yang bekerja di Hutan Produksi tersebut.

Jenis hutan yang tumbuh disekitar dikategorikan sebagai hutan Homogen karena hanya diperuntukkan untuk Pohon Jati. Hutan Produksi ini menghasilkan kayu jati dalam jumlah besar setiap tahunnya.

Tidak Jauh dari Kota

Letak desa ini tidak jauh dari Jalan Nasional yang menghubungkan Yogyakarta dan Surabaya. Tak jauh dari desa terdapat Stasiun Kereta Api Saradan yang merupakan salah satu stasiun kecil di jalur Kereta Api lintas selatan (Yogyakarta - Surabaya). Stasiun Saradan ini hanya diperuntukkan untuk pemberhentian kereta lokal. Di dekat stasiun juga terdapat Pasar yang bernama Pasar Saradan yang menjual berbagai macam kebutuhan bagi penduduk desa ataupun yang tinggal di sekitar Stasiun Saradan tersebut.

Dikelilingi hutan, membuat desa ini ketika malam memiliki suhu udara yang cukup dingin hingga pagi hari. Penduduk di desa ini juga cukup terkenal sangat ramah. Selain itu desa ini merupakan saksi bisu dari kehidupan masa kecil penyanyi ternama Indonesia, yaitu Ari Lasso. Sang ayah yang merupakan salah satu petinggi pegawai perhutani yang mengurus hutan produksi pada saat itu yang menyebabkan Ari Lasso kecil mengalami kehidupan kecil di desa Mangirejo ini sebelum keluarganya berpindah ke Surabaya.

Memiliki Makanan Khas

Kota terdekat dari desa ini yaitu Caruban yang merupakan kota kelahiran dari makanan khas Brem. Berjarak sekitar 10 km dari kota membuat semua komoditas dari penduduk cukup terpenuhi dan setiap barang mudah ditemui. Jika di Jakarta dan sekitarnya kalau pagi makanan khasnya adalah Bubur, Ketupat Sayur, Lontong Sayur, Nasi Uduk, Dsb. Di desa ini makanan khas ketika pagi adalah Nasi Pecel yang dibungkus dengan Daun Jati. Nasi Pecel tersebut dapat dibeli dari penduduk desa yang menjualnya. Dahulu Nenek Penulis juga merupakan penjual pecel terkenal di desa, tetapi semenjak beliau sudah berpulang ke rahmatullah, pembuatan pecel hanya diwariskan ke anak-anaknya termasuk ayah serta bibi penulis dan hanya dibuat ketika acara-acara tertentu saja.

Suasana desa sangatlah asri dan damai dengan dipenuhi rumah dengan gaya arsitektur joglo dan beberapa bangunan rumah bergaya arsitektur peninggalan belanda membuat desa ini memiliki ciri khasnya tersendiri, Desa ini memiliki fasilitas publik yang cukup lengkap, Terdapat wisma olahraga, masjid, sekolah, dan lain sebagainya meskipun berada di tengah hutan jati sekalipun. Tiada salahnya ketika pembaca sedang melewati jalur lintas selatan yang menghubungkan Yogyakarta-Surabaya untuk mampir ke desa ini sebagai tempat untuk dijadikan spot foto menarik bagi para pembaca ketika melewati kecamatan Saradan.

We come from nature, our lives depend on nature, and we will return to nature. Save nature, save life, save the future.

Written by

Azhar Rizki Zulma

I'm a Information System, Independent Developer, Publisher, Mountainer, Nature Lovers, Musician, Producer, and Blogger.